Apakah Campuran Adukan Beton Anda Sudah Benar?

MOHON MAAF, BLOG SAYA SUDAH BERPINDAH KE ALAMAT http://www.dwikusuma.com

Apabila Anda ingin komentar anda mendapat tanggapan dari saya, silahkan kunjungi http://www.dwikusuma.com

kita akan berjumpa lagi di blog tersebut.

Beton adalah salah satu bahan bangunan yang komponen penyusunnya campuran dari beberapa bagian material, yaitu agregat kasar, agregat halus, semen dan air dengan komposisi tertentu untuk mencapai kekuatan pada durasi waktu tertentu. Perlu  ketahui kekuatan beton sangat bervariasi sesuai dengan komposisi yang digunakan. Menurut SNI 7394 -2008 tentang Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Beton Untuk Konstruksi Bangunan Gedung dan Perumahan berikut contoh komposisi adukan beton untuk beberapa jenis kekuatan beton :

3 (tiga) contoh diatas menunjukkan pada masing-masing kekuatan beton akan berbeda jika jumlah komposisi bahan tiap adukan beton per m kubiknya berbeda. Pertanyaannya apakah pelaku pekerjaan konstruksi mengetahui  mematuhi hal tersebut? Saya sangat terkejut mengetahui kondisi yang terjadi di lapangan. Entah para pelaku konstruksi pin pin bo (pintar-pintar bodo) alias pura-pura tidak tau? atau memang tidak mengerti tentang hal ini? Padahal analisa SNI 7394 -2008 tentang Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Beton Untuk Konstruksi Bangunan Gedung dan Perumahan yang berisi komposisi adukan beton ini jelas tercantum pada dokumen kontrak. Pertanyaan kedua muncul, apakah pelaku konstruksi membaca isi dokumen kontrak? Coba, anda buka dokumen kontrak kegiatan atau proyek yang sedang anda kerjakan atau anda sebagai pengawas teknis lapangannya. Kemudian tanyakan, beton yang akan dikerjakan K berapa? Berapa perbandingan komposisi bahan Semen (PC) : Pasir Beton (PB) : Kericak (KR)?

Saya tidak habis pikir, saat saya tanyakan mereka menjawab, Beton K 175 dengan komposisi 1 PC : 3 PB : 5 KR. Bagaimana dengan Beton K 225?  mereka menjawab komposisi 1 PC : 2 PB : 3 Kr. Saat saya tanya lebih mendalam mereka menjawab BIASANYA YA SEPERTI ITU….

WOW…. Seperti inikah kualitas para pelaku konstruksi kita?

Mari kita coba hitung komposisi adukan beton K 175 dengan berat satuan Semen = 1250 kg/m3 ; air = 100kg/m3 ; pasir beton = 1400 kg/m3 dan kericak 1350 kg/m3

(catatan = berat satuan pasir dan kericak pada masin-masing tempat berbeda, Harus dilakukan pemeriksaan terhadap pasir dan kericak untuk memperoleh nilai barat satuannya)

Perbandingan berat yang tercantun dalam SNI 7394 -2008 :

PC = 326 Kg

PB = 760 kg

KR = 1029 Kg

Air = 215 Liter

Faktor air semen = 0,66

Perbandingan Volume :

PC = (326/1250)/(326/1250) —–> 1

PB = (760/1400)/(326/1250) —–> 2,08 dibulatkan menjadi  2

KR = (1029/1350)/(326/1250) ——> 2,92 dibulatkan menjadi  3

Air = (215/1000)/(326/1250) ———> 0,82

Jadi, Beton K 175 komposisi bahan yang benar dalam tiap meter kubiknya adalah 1 PC : 2 PB : 3 KR :0,82 Air.

Maka, jika para pelaku konstruksi kita menjawab beton K 225 dengan campuran 1 PC : 2 PB : 3 KR Hal ini adalah SALAH!

Terlebih lagi jika ada yang beranggapan beton K 175, K 200, K 225 ataupu K 250 adalah 1 PC : 2 PB : 3 KR, Hal ini adalah SALAH BESAR!!!

Disamping komposisi bahan SEMEN : PASIR : KERICAK,  hal yang tidak kalah pentingnya adalah AIR. Penambahan jumlah air di lapangan sangat berlebihan hal ini akan menurunkan kualitas beton.

Mari kita awasi, periksa, perbaiki adukan campuran beton untuk mendapatkan suatu konstruksi infrastruktur yang kokok, kuat dan tahan lama (durable).

SNI 7394 -2008 tentang Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Beton Untuk Konstruksi Bangunan Gedung dan Perumahan, dapat anda download di halaman Rak Kode.

129 thoughts on “Apakah Campuran Adukan Beton Anda Sudah Benar?

    • untuk beton mutu tinggi misalnya diatas mutu K400 yg digunakan pd proyek Energi harus menggunakan satuan berat dalam takaran yg bisa dilakukan oleh alat yg namanya Baching Plant, alat tsb ada takaran dalam bentuk berat. Namun jika mutu beton rendah misalnya untuk perumahan maka takaran dari satuan berat dapat dikonversi ke takaran volume.

      • Batching plant adalah suatu instalasi pencampuran bahan material beton dengan dilengkapi berbagai alat mulai dari penakaran jumlah komposisi bahan hingga pencampurannya, saya setuju dengan 2 komentar anda, Pak Slamet..
        Di lapangan, untuk pembangunan konstruksi sederhana (rumah/ bangunan dibawah 3 lantai) atau yang pengerjaannya dilakukan sendiri maksudnya menggunakan alat pengaduk berupa molen, maka takaran umumnya menggunakan ember atau kotak kayu. Apapun takarannya sama saja asalkan sesuai SNI yang saya sebutkan dalam blog ini. Kalau mau bangun gedung sekolahan SD yang hanya 6 ruang kelas dan bangunan tidak bertingkat harus melibatkan jasa batching plant, akan menjadi tidak ekonomis alias mahal.
        Batching Plant umumnya digunakan untuk produksi beton dalam skala besar, yaitu pabrik beton alias produsen ready mix.. Tapi kita bisa kok bikin beton mutu tinggi dengan jumlah kecil tanpa jasa batching plant, asal tau ilmunya 😉 kuncinya berat jenis dan berat satuan masing-masing bahan penyusun beton harus diketahui terlebih dahulu, kemudian dilakukan mix design sesuai SNI yang berlaku..

      • Batching plant adalah suatu instalasi pencampuran bahan material beton dengan dilengkapi berbagai alat mulai dari penakaran jumlah komposisi bahan hingga pencampurannya, saya setuju dengan 2 komentar anda, Pak Slamet..
        Di lapangan, untuk pembangunan konstruksi sederhana (rumah/ bangunan dibawah 3 lantai) atau yang pengerjaannya dilakukan sendiri maksudnya menggunakan alat pengaduk berupa molen, maka takaran umumnya menggunakan ember atau kotak kayu. Apapun takarannya sama saja asalkan sesuai SNI yang saya sebutkan dalam blog ini. Kalau mau bangun gedung sekolahan SD yang hanya 6 ruang kelas dan bangunan tidak bertingkat harus melibatkan jasa batching plant, akan menjadi tidak ekonomis alias mahal.
        Batching Plant umumnya digunakan untuk produksi beton dalam skala besar, yaitu pabrik beton alias produsen ready mix.. Tapi kita bisa kok bikin beton mutu tinggi dengan jumlah kecil tanpa jasa batching plant, asal tau ilmunya 😉 kuncinya berat jenis dan berat satuan masing-masing bahan penyusun beton harus diketahui terlebih dahulu, kemudian dilakukan mix design sesuai SNI yang berlaku..

  1. Makasih atas kunjungan & atensinya Pak Karjono.. Perbandingan 1 PC : 2 PB : 3 KR adalah perbandingan volume (takaran yang dipakai, kalau di lapangan takarannya menggunakan ember maka artinya 1 ember PC : 2 ember PB : 3 ember KR). Sedangkan perbandingan berat saya dapatkan dari SNI 7394 -2008 tentang Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Beton Untuk Konstruksi Bangunan Gedung dan Perumahan. Anda dapat melakukan pendekatan perhitungan untuk kelas mutu beton yang akan anda buat dengan contoh tersebut di atas.. Semoga bermanfaat.. 🙂

    • mohon petunjuk pak dwi, untuk campuran beton K 175, apabila saya memakai ukuran takaran di lapangan menggunakan ember cor plastik yg besar 1 ember PC : 2 ember PB : 3 ember KR agar hasil beton yg di capai maksimal brp komposisi/takaran (ember) yg pas untuk airnya, tks

    • dilapangan takaran yg digunakan bukan EMBER akan tetapi kotak kayu yang ukurannya telah disesuaikan terhadap berat hasil mix design di laboratorium

  2. Makasih atas atensinya, Mas Ahmad.. Sebelum menjawab pertanyaan anda saya bukan pria, jadi selanjutnya jangan panggil saya dengan Pak.. Untuk kebutuhan air dalam pembuatan beton K 175 seperti contoh diatas, 0,82 ember.. 1 ember dikurangin sedikit, tidak penuh airnya.. Selain komposisi material penyusun, beton akan mencapai mutu maksimal jika pada saat penuangan ke cetakan (begesting) dipadatkan dengan benar. Kemudian perawatan beton (curing) pasca dibuka cetakan yaitu dengan menyirami atau menutupi dengan karung goni basah, sangat berpengaruh untuk mendapatkan kualitas beton yang kuat dengan durabilitas yang diinginkan. Demikian, semoga bermanfaat..

    • Mas Tommy, perbandingan mutu beton yang anda maksudnya gimana ya? Apakah yang anda maksudkan perbandingan bahan penyusun beton dengan mutu K225? Mohon diperjelas pertanyaannya.. Terima kasih..

      • iya perbandingan semen, pasir, kerikil & air. boleh klo saya minta info perbandingan untuk mutu lainnya dimulai dari K100 – K350. sekian dan terima kasih.

      • Baiklah Mas Tommy, sekali lagi saya ucapkan terima kasih atas apresiasinya mengunjungi blog ini.
        Saya akan memberikan satu contoh seperti salah satu potongan data jumlah bahan penyusun beton pada SNI 7394-2008, selebihnya, silahkan anda download SNI tersebut dan dicoba dihitung seperti contoh yang sudah saya berikan dibawah ini.

        Perbandingan berat yang tercantun dalam SNI 7394 -2008 untuk mutu beton K225 (seperti cupilkan SNI diatas) :

        PC = 371 Kg

        PB = 698 kg

        KR = 1047 Kg

        Air = 215 Liter

        Faktor air semen = 0,58

        Perbandingan Volume :

        PC = (371/1250)/(371/1250) —–> 1

        PB = (698/1400)/(371/1250) —–> 1,68 dibulatkan menjadi 1,5, tentu anda lebih setuju jika pembulatannya menjadi daripada 1,5 kan? Karena selisih 0,5 akan sangat berpengaruh terhadap kualitas beton.

        KR = (1029/1350)/(371/1250) ——> 2,61 dibulatkan menjadi 2,5, alasan kenapa dipilih 2,5 daripada 3 sama dengan uraian di atas.

        Air = (215/1000)/(371/1250) ———> 0,72

        Demikian penjelasan saya, semoga anda puas dengan jawaban tersebut.. 🙂

      • Terima kasih sebelumnya atas penjelasan ibu. setelah perbandingan tersebut bagaimana cara menghitung kebutuhan per meter kubiknya? misal: luas plat lantai cor 6 m x 3 m x ketebalan 10 cm. terima kasih atas perhatian ibu..

      • Sama-sama, Mas Tommy..
        Cara menghitung kebutuhan bahan beton K 175 dengan dimensi tersebut:

        Jumlah beton yang dibutuhkan; 6 x 3 x 0,1 = 1,8 m3

        Kebutuhan bahan beton per meter kubik berdasarkan SNI di atas:

        PC = 326 Kg

        PB = 760 kg

        KR = 1029 Kg

        Air = 215 Liter

        Sehingga yang diperlukan adalah:

        PC = 326 x 1,8 = 586,8 Kg
        PB = 760 x 1,8 = 1368 Kg
        KR = 1029 x 1,8 = 1852,2 Kg
        Air = 215 x 1,8 = 387 Liter

        Demikian, Terima kasih telah mengunjungi blog saya, semoga bermanfaat dan tidak bosan mengunjungi blog saya. 🙂

  3. kenapa di buku2 SNI berat satuan semen = 3150 kg/m3 ? berbeda dengan ibu yg menyebutkan berat satuan semen = 1250 kg/m3.

    • Terima kasih atas kunjungannya di Blog sy, Mas Tommy..
      Klo boleh sy tau, buku SNI yang dimaksud apa ya? Coba anda chek kembali di :

      SNI 15-0129-2004 tentang Semen Portland Putih,
      SNI 15-2049-2004 tentang Semen Portland,
      SNI 15-3500-2004 tentang Semen Portland Campur, SNI 15-0302-2004 tentang Semen Portland Pozolan

      Hanya dikupas tentang jenis & penggunaan, syarat mutu, komposisi kimiawi & fisika, syarat uji, cara uji Tidak mencantumkan berat jenis dan berat satuan.

      Untuk berat jenis dan berat satuan semen diperoleh dari hasil pengujian semen itu sendiri. Umumnya, berat jenis semen berkisar 3,15 sedangkan berat satuan semen berkisar 1250 kg/m3.

      Menurut saya, jika di buku yang anda baca mecantumkan 3150 kg/m3, itu adalah volume semen dalam 1 m3. yaitu diperoleh dari berat jenis semen dikalikan volume dalam 1 m3 = 3,15 x 1000 kg/m3 diperoleh 3150 kg/m3. Angka 1000 adalah berat satuan air, sebagai komponen konstan dalam volume 1 m3.

      Demikian, penjelasan saya semoga dapat bermanfaat..

      • Berkaitan dengan tulisan ibu yang saya copy paste di bawah ini, saya ada sedikit kurang memahami. Karena yang saya pahami selama dibangku kuliah T. Mesin UGM, yang namanya berat jenis atau densitas itu ya berat di bagi volume. sedangkang kebalikannya adalah volume jenis, yaitu volume dibagi berat.
        Mohon pencerahannya.
        Mungkin dalam teknik sipil selain berat jenis apakah ada yg dikenal dengan berat satuan?
        Karena yang saya tangkap kalau ibu sampaikan berat jenis semen berkisar 3.15, ya berarti 3150 kg / m3. adalah berat dalam 1 m3.
        atau mungkin angka itu diperoleh dengan asumsi semen yg dipadatkan? sedang angka yang ibu sebut berat satuan 1250 kg /m3 itu semen yg tidak padat?
        Terima kasih.
        Salam.

        Untuk berat jenis dan berat
        satuan semen diperoleh dari
        hasil pengujian semen itu
        sendiri. Umumnya, berat jenis
        semen berkisar 3,15 sedangkan
        berat satuan semen berkisar
        1250 kg/m3.
        Menurut saya, jika di buku yang
        anda baca mecantumkan 3150
        kg/m3, itu adalah volume
        semen dalam 1 m3. yaitu
        diperoleh dari berat jenis
        semen dikalikan volume dalam
        1 m3 = 3,15 x 1000 kg/m3
        diperoleh 3150 kg/m3. Angka
        1000 adalah berat satuan air,
        sebagai komponen konstan
        dalam volume 1 m3.
        Demikian, penjelasan saya
        semoga dapat bermanfaat.

      • Mas Haris, terima kasih atas kunjungannya di blog saya.. Ternyata kita satu almamater ya? Salam Kagama… 🙂

        Mengenai tata cara menghitung berat jenis dapat anda lihat di halaman rak kode

        Mengenai angka 3150 yang berawal dari komentar Mas Tommy, saya mencoba berasumsi 3,15 x 1000 = 3150 karena pada check perhitungan kebutuhan beton per m3 perkalian tersebut muncul sebagai penjelasan jumlah semen dalam 1 m3nya.
        Deskripsi saya tentang berat satuan, jika suatu bejana ukuran 1m x 1m x 1m, diisi benda yang berbeda, misal kapas, diisi besi, diisi pasir, diisi semen, diisi air. Apakah beratnya sama? Tidak, yang membedakan adalah berat jenis benda tersebut, karena volume bejana adalah tetap.

        Misal, kebutuhan semen (A) / (3,15*1000)= B. 3,15 adalah berat jenis semen. 1000 adalah berat satuan air, karena air dianggap konstan per m3nya maka selalu dipakai dalam perhitungan kebutuhan bahan per m3. Perhitungan tersebut berlaku juga untuk bahan yang lain (air, pasir,dan kericak), kemudian akumulasi hasil perhitungan tersebut harus 1, maka perhitungan kebutuhan bahan adukan semen 1 m3 tersebut dinyatakan benar.

        Demikian penjelasan saya semoga tercerahkan..

  4. bagaimana cara mencari satuan kilogram dijadikan meter kubik,,misalkan pada contoh kerikil sebanyak 1852,2 kg,,sedangkan dtoko matrial kta membeli dengan satuan kubik,,giamna caranya tu bu..makasih

    • Terima kasih atas kunjungan Mas Firdaus ke blog saya, Pertanyaan anda sangat bagus.. Karena berbeda material dari berbagai wilayah memiliki berat yang berbeda-beda. Sedangkan berat tersebut dipergunakan dalam tata cara pembuatan beton yang benar. Berikut saya cantumkan beberapa buku yang dapat anda cari di internet atau di perpustakaan Perguruan Tinggi di kota anda, buku tersebut yang mendasari perhitungan..

      Berdasarkan perhitungan di dalam Metoda, Spesifikasi dan Tata Cara Batuan, Sedimen, Agregat,Departemen Kimpraswil, NSPM 2002, Balitbang PU Jakarta

      Metoda, Spesifikasi dan Tata Cara Beton, Semen, Perkerasan Beton Semen
      Departemen Kimpraswil, NSPM 2002, Balitbang PU, Jakarta.

      dan SNI 03-2834-2000, Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal, Badan Standardisasi Nasional.

      Berikut contoh perhitungannya :

      Berat satuan batu asal Desa Jurangjero dalam keadaan jenuh kering permukaan (SSD)

      Diameter bejana penakar, D : 25,46 Cm
      Tinggi bejana Penakar, H : 28 Cm
      Massa Bejana, W1 : 11,2 Kg
      Aggregate diisi tanpa dipadatkan
      Massa Bejana + Aggregate gembur, W2 : 29,2 Kg
      Aggregate diisi dengan dipadatkan
      Massa Bejana + Aggregate padat, W2 : 31,8 Kg

      Perhitungan berat satuan batu

      Berat satuan batu dihitung sebagai berikut :

      Dimana :
      : berat satuan dalam kondisi jenuh-kering-permukaan
      : (SSD saturated-surface-dry) [kg/m3]
      : Massa bejana penakar (Kg)
      : Massa bejana penakar dengan aggregat (Kg)
      : Volume bejana penakar (m3)

      Berat satuan aggregate tanpa pemadatan :

      : 0,25 * π* 0,25462 * 0,28
      0,014247691 m3
      W2 – W1 : 29,2 – 11,2
      18 Kg

      : (29,2-11,2) / 0,25 * π* 0,25462 * 0,28
      1263,362607 Kg/m3

      Berat satuan aggregate dengan pemadatan :

      : 0,25 * π* 0,25462 * 0,28
      0,014247691 m3
      W2 – W1 : 31,8 – 11,2
      20,6 Kg

      : (29,2-11,2) / 0,25 * π* 0,25462 * 0,28
      1445,848316 Kg/m3

  5. Menarik juga untuk dicermati,…
    apa yg diuraikan diatas memang benar,tetapi orang yang menjawab mutu beton K-175,K-225, ataupun K-300 menggunakan campuran beton 1PC:2PB:3KR juga tidak salah dan cenderung benar, kenyataannya lebih mudah pengaplikasiannya dilapangan menggunakan perbandingan 1 : 2 : 3 (tentunya setelah melakukan mix Design) daripada ukuran takaran hasil perhitungan seperti contoh yang anda berikan untuk beton dengan mutu K-225 ukuran takaran 1PC : 1.5PB : 2.5KR (coba saja bayangkan jika akan mengecor Plat Lantai yang luas dengan takaran yang ada setengah gitu…ribet pastinya:)
    kalo ditanya sama tukang pastinya jawabannya 1 : 2 : 3 kalo ditanya sama pengawas seperti sy…heehe..jawabannya ya sama 1 : 2 : 3, yang menentukan adalah hasil MIX Design, dapat diperoleh ukuran takaran kotak campuran misalnya untuk mutu beton K-225 kondisi SSD hasil pengujian laboratorium : 1PC : 2PB : 3KR diperoleh :
    -semen 50Kg (1 zak langsung dari kantong ke mixer/molen)
    -air 30 liter (disesuaikan dengan Slum)
    -pasir; ukuran kotak 35cm x 35cm x 26.5cm ( 2 kali takar)
    -Kerikil ;ukuran kotak 35cm x 35cm x 27cm ( 3 kali takar)
    nah…begitulah aplikasi dilapangan yang sering dilakukan,perbandingan untuk semua mutu beton entah K-225,K-300 dan kakak-kakak yang lain…hehe..tetap menggunakan perbandingan 1PC : 2PS : 3KR tentunya sekali lagi setelah melakukan tes laboratorim uji mutu beton,terlebih karakteristik material untuk setiap daerah berbeda-beda.
    terima kasih…salam kenal.

    • Terima kasih Mas/Mbak Wira wildan…
      Hmmm.. sy kira tidak ada sulitnya jika menambah atau mengurangi setengah.. Sy sudah pernah melakukannya, dengan komunikasi dan pendekatan yang baik, mereka (pelaksana di lapangan yang punya itikad baik) melakukan apa yang sy paparkan di atas..

      Hasilnya pun, bagus.. beton yang dihasilkan secara visual & fisik sangat mulus.. Setelah di Tes di Laboratorium DPU Semarang, hasilnya luar biasa..

      Marilah kita kawal pembangunan infrastruktur menjadi lebih baik.. jika 1 : 2 : 3 menjadi 1 : 1,5 : 2,5.. pengurangan ini membawa efek peningkatan mutu beton..
      Ingatlah, pembangunan infrastruktur kita sedang buruk, ingatkah dengan kasus jembatan kutai kartanegara? kasus hambalang? kasus infrastruktur sea games di Palembang? (terlepas dari isu politis)
      marilah kita selaku engineer, bangkit memperbaiki mutu pembangunan infrastruktur di negara ini..

      Jika tren yang ada sekarang adalah “mengurangi” untuk memperkaya diri.. Yang kita lakukan ini adalah mengurangi untuk meningkatkan mutu beton, mengamankan uang negara.. Hehehehe

      • Apa yag di maksud oleh Mas wira wildan ( atau pengawas lainnya ) bahwa Perbandingan campuran untuk K-225 adalah 1 : 2 : 3 adalah benar namun belum lengkap.He….. Karena mereka tidak menyebutkan ukuran dolak yang di gunakan sesuai hasil MIX DESIGN ( berdasarkan sample matrial yg akan di gunakan). Sedangkan Ibu Dwi menggunakan metoda perbandingan volume berdasarkan analisa ( SNI 7394-2008) yang di gunakan tanpa melihat jenis matrial (setempat) yg akan di gunakan dalam pelaksanaan.Begitu barangkali Bu…

  6. Selamat malam Bu Dwi..
    Perkenalkan saya Yoga dari cilegon. Saya tertarik oleh blog yang ibu tulis.. Saya adalah seorang kontraktor pemula. biasanya saya lbh sering bergerak di bidang pengadaan barang saja. Saya mendapat tugas disalah satu perusahaan dsini untuk merenovasi lapangan basket dengan ukuran 45m x 25m (sudah termasuk sisi luar lapangan)..

    adapun kondisi sebelumnya lapangan tersebut
    – lapangan beton tanpa tulang yang dilapisi aspal +/- 3cm
    – terdapat retak2 karena akar pohon angsana yang terdapat dibawah coran

    Yang ingin saya tanyakan
    – Apa yang sebaiknya saya lakukan karena permintaan hanya untuk mengangkat
    aspalnya saja baru direkondisi?
    – Komposisi semen, sirtu, air terbaik untuk melapisnya?
    – komposisi /m3 (habis berapa sak semen, brapa meter kubik Sirtu, dll)?

    Lapangan yang akan diperbaiki tidak akan dicor ulang/diberi besi wiremesh sebagai tulangannya tetapi hanya dilapis(plester) dan kemudian di aci agar menjadi halus..

    Kami sangat menantikan bantuan dan jawaban dari ibu agar hasil yang dhasilkan bisa maksimal dan tepat guna. Baik kiranya apabila dibalas juga melalu email saya..
    ramadhan_tmed@yahoo.com

    Karena pengetahuan teknik sipil saya yang terbatas mohon dengan jawaban orang awam ya bu.. hehehe…

  7. Terima kasih atas kunjungan dan atensinya Mas Yoga…
    Jika hanya diberi tulangan dari kawat kemudian ditutup plester biasa + finishing acian, saya kira konstruksi tersebut akan mudah aus, Mas.. Terlebih Fungsi dari Lapangan Basket tersebut, yang menerima beban dinamis dari geradak geruduk gesekan sepatu dan kaki yang berlari ke sana kemari 🙂
    Alas lapangan tersebut harus tahan terhadap gesekan…
    Saran saya, seperti contoh perhitungan di atas dapat anda terapkan, tetapi harus anda tambah dengan kericak (split), mungkin ukuran split yang anda gunakan disini harus ukuran kecil misal 0,5 cm..

    Sebenarnya untuk beton tahan gesekan dan tahan aus sangat recommended jika menggunakan beton serat, yaitu dengan penambahan serat.

    Saya kira, jika anda bertindak selaku pelaksana ya harus melaksanakan sesuai apa yang tertera dalam dokumen kontrak tersebut, Tetapi jika anda bertindak sebagai perencana, bisa anda sarankan menggunakan beton serat.

    Jika hanya untuk melengkapi saja, perhitungan diatas sudah sangat simple dan membantu… Perhitungan diatas, sudah sesuai SNI harga bahan dan stuan pekerjaan.. Tetapi bukan SNI tata cara pembuatan beton normal.. Meskipun demikian, cara tersebut hasilnya tidak berbeda jauh dari perhitungan beton normal kok 🙂

    Tetapi jika dari pihak pemilik menginginkan mix design atau job mixnya saya kira perhitungannya tidak sesimpel perhitungan di atas, saya dapat saja membantu (biaya dapat kita bicarakan via email di alamat: dwikusuma.mustika@yahoo.com )

    Demikian, semoga blog ini membantu tugas anda..

  8. salam kenal ibu Dwi Kusuma….
    saya ingin bertanya tentang BIAYA untuk cor manual (dikerjakan orang dg bantuan molen) dbanding dengan cor yg sudah siap pakai (misal readymix, dll)… apakah terpaut jauh? kalau saya hitung kasar… kemungkinan kebutuhan saya cuma 6m kubik… dg harga cor siap pakai K225 Rp 825.000
    seblumnya saya sampaikan terima kasih atas jawaban yang akan ibu berikan…

    • Terima kasih juga Pak Sigit atas kunjungannya di Blog saya.. Berdasarkan pengalaman, biaya pesan beton di perush readymix lebih mahal karena ditambah biaya mobilisasi dll.. Saran saya, jika kebutuhan hanya 6 m3 sebaiknya bikin sendiri saja.. Komposisi material secara praktisnya sesuaikan saja dengan SNI di atas.. Hasilnya ngga jauh beda kok dengan SNI tata cara perancangan pembuatan beton normal..

  9. Salam kenal bu Dwi Kusuma,……..
    perkenalkan saya Bakti dr semarang, mau menanyakan mengenai aplikasi kekuatan beton,
    atau kegunaannya, apakah ada hubungannya dengan ketahanan dan waktu pakai atau ada peruntukan yg spesifik, dan apakah beton ada masa kedaluwarsanya? suwun sebelumnya

    • Salam kenal juga Pak Bakti…
      Beton yang umumnya kita kenal adalah beton normal (tanpa kombinasi tulangan baja) dan Beton Bertulang (dengan kombinasi tulangan baja). Sebenarnya dalam ilmu teknologi beton, ada berbagai macam jenis beton. Ada 2 jenis beton khusus yang baru sempat saya tuliskan dalam blog saya ini, yaitu betonn massa dan beton non pasir. Berbagai macam beton tentu mempunyai karakteristik dan kekuatan yang berbeda.. Jika diibaratkan beton itu adalah kue, ada berbagai macam kue, Nah jika pada acara ulang tahun, tentu anda akan menyajikan kue spesial kan? kue tart misalnya.. Atau kapan dan di acara apa anda harus menyajikan kue apem? 🙂
      Mungkin begitu gambarannya, jika anda harus membuat beton untuk dibawa ke dalam laut proses penuangannya, tentu bukan beton normal yang anda pakai, karena jika beton normal yang dipakai, belum sampai dasar laut beton tersebut sudah berhamburan bercampur air laut 🙂
      Untuk ketahan waktu pakai, atau dalam istilah anda kadaluarsa.. Beton, baja, kayu atau material apapun di dunia ini tentu mengalami degradasi atau penurunan kualitas akibat masa layan, beban yang diterima material tersebut dan juga efek dari lingkungan di mana material tersebut berada.. Jika kayu mengenal istilah pelapukan, baja mengalami korosi, beton pun mengalami yang namanya korosi.
      Insya Allah, jika ada kesempatan saya akan coba ulas mengenai hal-hal tersebut.
      Demikian, semoga jawaban saya cukup memberikan pencerahan.. Terima kasih telah mengunjungi blog saya, semoga bermanfaat..

  10. Bu, mau tanya lagi, …. maaf pertanyaannya terlalu luas dan biar lebih spesifik, ceritanya……saya mau buat rumah (agar gak terlalu awam baget… dan syukur2 bisa menjaga kwalitas bangunan, maklum orang mesin…), juga yang penting jaga isi kantong…, dengan mutu beton K berapa agar bangunan rumah saya aman terutama bagian pondasinya? apakah ada aturannya (agar angka keamanannya tidak terlalu rendah ataupun kebesaran), semisal bidang mesin ;besi kita kenal ST 37 untuk aplikasi biasa sedangkan jika kita ingin aplikasi beban berat kita pakai ST yg lebih tinggi lagi, terima kasih sebelumnya

    • Terima kasih telah mengunjungi blog saya kembali.. Kira-kira rumahnya direncanakan berapa lantai, Pak? Di daerah tempat Bapak tinggal Semarang bawah dekat lingkungan laut atau Semarang atas? Saran saya jika rumah yang direncanakan tidak tingkat, hanya 1 lantai minimal gunakan beton K 200 atau setara 16,9 MPa. Jika rumah direncanakan lantai 2 atau lebih gunakan minimal beton K 225 atau setara 19,3 MPa. Untuk kekuatan struktur itu sendiri, tolong perhatikan penulangan bajanya (rangkaian besi tulangannya) Karena wilayah Jawa merupakan zona rawan gempa, ikatan dan stek baja tulangan harus mengikuti kaidah yang berlaku. Kemudian untuk bagian pondasi, jika Bapak berada di daerah dengan air tanah yang asin (terpengaruh air laut) mohon selimut betonnya dipertebal. Jika umumnya selimut beton 2 hingga 2,5 cm anda bisa membuatnya lebih tebal misal menjadi 3 hingga 4 cm. Sebelum anda melakukan pengecoran footplat, alangkah baiknya anda membuat dasaran dibawahnya (lantai kerja) yaitu beton dengan mutu K100 atau setara dengan 7,4 MPa dengan ketebalan minimal 10 cm.
      Gunakan material yang bagus, Pak.. Material yang bagus, pasir dan batu yang akan digunakan siramlah tumpukan material tersebut menggunakan slang air 1 hari sebelum digunakan supaya kandungan debu dan lumpur turun ke bawah.
      Membangun dengan kualitas tinggi memang memerlukan cost yang tinggi pula, Pak.. Tetapi hal tersebut sebanding dengan nilai keamanan dan keselamatan yang akan Bapak dan keluarga dapatkan. Bisa saja Bapak membangun rumah dengan nilai yang murah, tetapi apakah sebanding dengan perlindungan untuk keluarga, jika kualitas beton jelek akan mudah mengalami keropos karena campuran jelek dan berakibat korosi pada tulangannya sehingga dapat beresiko ambruknya struktur?
      Saran saya, pembangunan dapat dilaksanakan bertahap Pak, sambil menunggu jeda angka keamanan ‘kantong” meningkat 🙂
      Demikian, Semoga bermanfaat..

      • Matur suwun bu, atas sarannya, “Tanduk lagi” tanyanya ya….. “ketagihan”
        Insyaallah rumah yang rencananya dibangun 1 lantai,lokasi di semarang agak atas (meteseh kec tembalang), hanya perlu saya naikkan sekitar 1,5 m karena lokasi tanahnya di cekungan, yang masih perlu dapat pencerahan… adalah
        apakah boleh saya tidak pasang pondasi batu kali dibawah sloop sekelilingnya, tapi cukup pada dititik buhul dan beberapa di tengah, semisal bentang 3 m, cukup saya beri di ujung batu, lalu batako 1m, batu kali 1m, batako 1m dan batukali lagi, dari sisi keamanan gimana bu? (kalo dr sisi “kantong sih ringan..”), selanjutnya di atasnya sloop cor 20×25, matur suwun

  11. Alhamdulillah jika jawaban saya membuat Pak Bakti “tanduk” alias nambah bertanya lagi, artinya penjelasan saya dapat dipahami, begitu ya Pak? 🙂
    Selanjutnya untuk pertanyaan bapak, mungkin saya ambil intinya saja : apakah boleh saya tidak pasang pondasi batu kali dibawah sloop sekelilingnya, tapi cukup pada dititik buhul dan beberapa di tengah,? Saran saya tetap gunakan pondasi dibawah sloof, Pak.. Perlu diketahui, fungsi pondasi adalah menyalurkan beban yang didistribusikan sloof kepada pondasi untuk diteruskan ke dalam tanah. Jika dibawah sloof tidak ada pondasi, maka sloof akan bekerja ganda dalam mendistribusikan beban (bangunan di atasnya) dan meneruskan ke dalam tanah. Padahal di dalam tanah juga ada gaya-gaya lain yang bekerja, misalnya tekanan tanah aktif, tekanan tanah pasif, gaya akibat beban gempa.. Jadi, kasian kan sloofnya bekerja sendirian? Akibatnya bisa patah lho tulangannya, efeknya dinding bisa pecah atau terbelah, Pak.. Malahan dalam aturan rumah tinggal sederhana tahan gempa, pada pertemuan sloof dan kolom, dianjurkan dipasang angkur masuk ke dalam pondasi untuk menambah angka aman terhadap gempa..

    Semoga jawaban saya bermanfaat, Aaamiiiin….

    • Terima kasih… Silahkan baca juga perancangan campuran adukan beton yang benar (berdasarkan SNI 03 2834) merupakan tata cara pembuatan beton normal.. Ibararat masakan, SNI Harga Satuan Bahan di atas adalah resep atau takarannya.. Tetapi aturan sesungguhnya ada di SNI 2834, Kedua SNI tersebut dapat anda download di Rak Kode..
      Demikian, Semoga bermanfaat, Pak…

    • Jujur, saya kurang sependapat dengan uraian pada link tersebut. Berat jenis suatu material, tidak memiliki satuan. Sedangkan Berat jenis bahan yang tercantum dalam link tersebut memiliki satuan yaitu kg/m3. Mungkin yang dimaksud dalam link tersebut adalah berat satuan, bukan berat jenis.
      Saya singgung di atas (tulisan saya) berat satuan dan berat jenis material dari daerah berbeda akan memungkinkan berbeda juga nilainya.
      Berat jenis beton segar tidak bisa ditetapkan dengan angka “sekian” karena berbeda adukan yang berat satuan & berat jenisnya berbeda maka akan menghasilkan berat jenis beton segar yang berbeda juga.

      Saya juga bingung dengan angka 6,5 yang digunakan sebagai pembagi dalam uraian tersebut. Tidak terdapat keterangan asal usul angka 6,5 itu.

      Silahkan baca tata cara pembuatan beton yang benar sesuai SNI 2834 2000 dapat anda lihat di tulisan saya & say lihat di Rak Kode

      Demikian,

  12. menurut saya campuran yg dipakai untuk mutu beton apapun tetap 1:2:3 yg membedakan adalah ukuran kotak atau tempat dari masing masing bahan,sesuai kotak yg ukuran kotak yg sudah ditentukan dalam mix design

    • Mas Fikri, apakah pendapat anda telah sesuai dengan standart yang berlaku di Indonesia atau negara mana, mungkin??? Jika tulisan saya merujuk pada standart yang berlaku di Indonesia yaitu SNI (Standart Nasional Indonesia) 🙂

  13. Salam kenal, Bu Dwi, saya tertarik membaca blog ibu.. saya mau tanya kalau untuk membuat beton dengan mutu k225 sebanyak 4 m kubik, biasanya campuran semen dalam satuan sak, pasir dan kericak dalam satuan pengki berapa banyak ya,bu? maaf, masih pemula, soalnya di lapangan lebih gampang dengan takaran itu… terima kasih,bu..

    • Salam kenal kembali Mas Erwin… Terima kasih atas kunjungannya… Jika berat satuan dan berat jenis bahan yang akan anda gunakan sama dengan contoh perhitungan di atas, maka proporsi yang mudah adalah 1 PC : 1,5 Pasir : 2,5 Kericak (gunakan ember atau alat takar dengan ukuran yang sama), silahkan baca balasan komentar saya untuk Mas Tommy diatas.. Hampir menyerupai pertanyaan anda, Mas Erwin.. 🙂
      Semoga bermanfaat…

  14. Salam kenal bu Dwi. Apabila kita menggunakan readymix dari operator precast tertentu, bagaimana memastikan bahwa mutu beton sudah sesuai dengan pesanan kita? (karena kita tidak bisa melihat sendiri takaran yg digunakan). Terima kasih.

    • Salam kenal kembali Pak Prash.. Terima Kasih atas kunjungannya di blog sy… Jika beton yang digunakan menggunakan jasa dari perush ready mix, anda dapat meminta job mix nya.. Pada perhitungan bahannya, pastikan akumulasi chek terhadap volume absolut nilainya tertera 1 atau mendekati 1.. Maka Insya Allah, proporsinya sudah benar.. Demikian, Pak…

      • Bu Dwi, apakah yg dimaksud dgn meminta job mix/akumulasi check adalah dokumen hasil uji lapangan yg menunjukkan nilai volume absolut bahan yg kita pesan?

      • Masing-masing daerah mempunyai karakterikstik berdebda-beda. Untuk analisa harga satuan pekerjaan beton pun akan bervariasi tiap daerah. Ada suatu daerah yang jauh dari lokasi penghasil pasir misalnya maka akan berakibat harga pasir lebih mahal dari daerah dengan sumber daya alam pasirnya melimpah. Begitu pula dengan jasa readymix, jika di Jakarta tentu banyak sekali perusahaan yang bergerak di bidang tersebut. Tentu faktor ekonomis dan persaingan pasar sanagt mempengaruhi. Namun kita dapat cek kualitas beton yang kita pesan dengan meminta job mix nya. Perusahaan ready mix sudah paham kok jika kita minta job mixnya…

  15. Tanya lagi bu. Saat ini harga readymix K300 adalah Rp. 710 rb / kubik. bila saya bandingkan dengan perhitungan sitemix, akan diperoleh komposisi 1 PC : 1,5 PB : 2,3 KR.
    Apabila harga material di Jakarta saat ini: Semen Rp. 63rb / sak 50Kg, Pasir besi 230rb / kubik dan Kerikil 230 rb / kubik, maka utk sitemix, per 1m3 membutuhkan biaya +/- Rp. 950rb yang berarti lebih mahal dari readymix (apalagi perhitungan sitemix ini belum termasuk biaya sewa mesin molen + operator). Jadi apakah masuk akal apabila readymix lebih ekonomis dibanding sitemix? Jangan2 komposisi K300 versi readymix berbeda dengan versi sitemix hasil hitungan saya tsb? Mohon pencerahannya. Terima kasih.

  16. Maaf kalo sering tanya2 bu (karena saya sedang tahap renovasi rumah 🙂
    mengenai cor beton yg keropos karena tukang tidak telaten dalam pengecoran, maka perlu dilakukan pengisian/tambalan pada area yg keropos tsb. saat ini ada bahan instan yg siap pakai utk tambalan tsb (mis. sika grout). pertanyaannya, utk mencari ekonomisnya namun kualitas tetap terjamin, apakah kualitas tambalan akan sama baiknya apabila saya menggunakan semen portland (mis. Tiga Roda) + Aditif/bonding agent (mis. Sikacrete/AM76) + air (tanpa pasir) utk tambalan tsb?
    Terima kasih.

    • Tidak apa2, Pak.. Saya senang jika ada yang bertanya, maka pengetahuan kita akan semakin berkembang 🙂 Saya tidak dapat melihat sejauh mana tingkat kekeroposan beton anda tersebut, Pak.. Saya tidak rekomen untuk menambal beton yang keropos dengan bahan tanpa pasir. Untuk suatu kualitas beton bukan hanya dilihat dari kuat tekannya saja. Tetapi fungsi dan manfaatnya. Jika tanpa pasir maka beton tersebut seperti beton non pasir (silahkan baca tentang beton non pasir yang pernah sy tulis), maka beton cenderung porous. besi tulangan yang terdapat di dalam beton akan mudah terserang korosi. Beton Non pasir bisa saja mempunyai kuat tekan di atas beton normal jika dengan penambahan zat adiktif dan menggunakan kerikil yang istimewa. tetapi sehebat apapun kekuatan beton non pasir, tidak disarankan untuk kombinasi dengan besi/ baja, karena porous, besi/ baja tersebut mudah terserang korosi, sehingga fungsi tarik pada besi/ baja akan berkurang bahkan hilang.

      • Terima kasih informasinya bu. namun mengenai mortar instan yg khusus dibuat opeh produsen utk perkuatan cor (mis. Sika grout) dan mortar penambal buatan sendiri ini adalah semen, sedikit pasir dan bonding agent/aditif, namun tanpa kerikil.
        sedangkan Volume cor beton yg keropos (krn adanya semen cair yg bocor dari sela2 bekisting) yg perlu ditambal adalah +/- 1-2 liter. sehingga akan kesulitan dalam pengisian apabila menggunakan kerikil.
        Jadi dengan menggunakan mortar penambal (bahan instan maupun campuran sendiri) tanpa kerikil ini akan lebih baik/memperkuat? sebab tukang biasanya hanya menambal dengan kamprotan plester saja supaya terlihat halus dari luar, namun pasti ada rongga di dalamnya yg tidak terlihat karena tidak melalui proses penuangan/pengisian pada bagian yg keropos. Terima kasih.

      • Plester atau mortar sama sama, Pak.. Hanya beda istilah saja.. Pada dasarnya bahan penyusun sama yaitu pasir, semen dan air.. Jika pada mortar instan, kemungkinan ditambahkan zat adiktif untuk keperluan/ manfaat tertentu.. Silahkan menggunakan mortar instan, produser semestinya sudah memperhitungkan untuk keperluan tersebut… Mortar memang tidak pakai kericak, Pak.. Kalau pakai kericak namanya sudah bukan mortar lagi dooong 🙂 tapi berubah jadi beton 😉
        Demikian, penjelasan saya semoga membantu…

  17. Selamat pagi bu. Tanya lagi 🙂 bu, apakah ada ulasan mengenai wiremesh? saya ingin menanyakan kapan perlu menggunakan wiremesh 1 larap/lapis dan kapan harus 2 lapis? menurut tukang saya, kalo mau pake wiremesh 1 lapis sebaiknya peke besi ulir d13, tapi yg lebih kuat kalo pake 2 lapis besi ulir d10, dengan jarak 15cm. Terima kasih.

    • Tentang wiremesh saya belum sempat untuk menulis dan sharing ke blog, Pak… Maklum kesibukan belum mengijinkan saya untuk meramunya untuk disajikan ke dalam bentuk tulisan… Next time ya…

      Kl saya boleh menyinggung ukuran besi d13 yang akan anda gunakan, itu terlalu besar & boros, Pak.. Oiya, sebenarnya Pak Prash akan gunakan wiremesh itu untuk apa ya? plat lantai, dinding, kolom atau balok?

      • Terima kasih bu. wiremesh ini utk plat lantai 2. Btw, ada juga ya penggunaan wiremesh utk selain plat lantai? rencana wiremesh d13 dgn 1 lapis atau d10 dgn 2 lapis ini sebenarnya sudah diturunkan spek-nya dari spek rancangan arsitek yg menggunakan d16 dgn 1 lapis. Luasan plat yg sudah ditumpu oleh balok utama & anak, kira2 ada 2 macam: 2×4 dan 2×3.

      • O, istilah wiremesh yang anda maksudkan adalah penulangan plat lantai 🙂 menurut saya besi d10 dengan jarak 20 atau 25 cm dengan 2 lapis tebal plat 12 cm sudah cukup kuat, Pak.. Asalkan tetap berpedoman dengan aturan tata cara pembesian untuk beton bertulang, Insya Allah aman.. Demikian, Pak..

  18. Bu Dwi, pertanyaan mengenai penulangan beton, dari artikel yg pernah saya baca, pada setiap ujung ring balok dgn tulangan pokok besi d13, dibuatkan tekukan/stek siku sepanjang +/-40cm. apakah stek ini wajib dan apa tujuannya? sebab biasanya tukang hanya membuat tekukan setengah lingkaran (5cm) pada ujung balok. Terima kasih sebelumnya.

    • Penting Pak.. Fungsinya sebagai ikatan antara pertemuan kolom dan balok dan atau di setiap pertemuan elemen struktur.. Hal ini menambah daktailitas struktur, apalagi Indonesia tempat kita tinggal ini adalah showroom bencana gempa.. dengan adanya stek -an tersebut antar elemen mempunyai suatu hubungan sehingga jika terjadi deformasi (perubahan struktur) akibat gaya-gaya tertentu, Insya Allah struktur tersebut lebih daktail, tidak mudah patah atau putus di daerah sambungan tersebut.

  19. Bu Dwi tolong pencerahan buat saya dong.
    saat ini saya sedang menyusun skripsi, dalam skripsi itu salah satunya saya membahas perbedaan analisa beton menurut BOW dan SNI. pada BOW tidak disebutkan K berapa, tetapi menggunakan 1PC:3Ps:5Kr dll dan di SNI menggunakan K100, dll.
    saya sudah mengikuti langkah – langkah yang Bu dwi paparkan tentang komposisi bahan, tapi mengapa pada K-275, K300, K325 mendapat komposisi bahan yang sama 1Pc:1.5Ps:2Kr ?

    Bu komposisi 1PC:3Ps:5Kr dan 1PC:2Ps:3Split setara dengan K berapa?

    Mohon batuannya ya bu.
    Terima kasih

    • Terima kasih atas kunjungannya di blog saya..
      Perlu diketahui bersama, bahwa komposisi campuran beton tidak bisa dijadikan pedoman untuk menghasilkan berapa kekuatan karakteristik beton…

      Kekuatan karakteristik beton (K) ditentukan oleh berat satuan dan berat jenis bahan penyusunnya.. Pada contoh hitungan saya di atas, telah saya sebutkan berapa sifat bahan tersebut..

      Demikian, coba ikuti langkah-langkah di artikel saya yang berjudul Perancangan adukan beton yang baik (sesuai SNI) saya juga melampirkan SNI tersebut dalam Rak Kode.. Silahkan didownload..

      Saran saya, cek dulu sifat-sifat bahan yang akan digunakan dalam pembuatan beton tersebut, minimal meliputi berat satuan dan berat jenisnya dari situ, paling tidak mulai bisa diperkirakan berapa komposisi untuk mencapai K yang diinginkan. Meskipun lebih detailnya, berapa faktor air semen, slump, ukuran agregatnya juga dapat mempengaruhi berapa kekuatan beton yang akan dicapai..

      Rumit ya 🙂 Memang membuat beton tidak semudah yang dibayangkan..

      Semoga dpata memberikan sedikit gambaran & membantu.

  20. Mohon pencerahannya bu
    saat ini saya sedang menulis skripsi, dimana salah satu nya membahas tentang konversi bahan beton yang ada di analisa SNI dan analisa BOW.
    pada analisa BOW menggunakan contoh : 1PC : 3PP : 5Kr, padahal di analisa SNI menggunakan mis. K-100 dll.
    pertanyaannya : saya sudah mengikuti langkah yang ibu paparkan diatas tp mengapa pada beton K-225, K-250, K-275 mempunyai komposisi bahan yang sama 1PC:1.5PP:2.5Kr ?

    untuk komposisi bahan 1PC:3Ps:5Kr dan 1PC:5Ps:2.5Split sebanding dengan K berapa ya bu?

    Tolong dibantu ya bu.
    Terima kasih

  21. mohon pencerahannya bu..
    saya lagi mau tinjau efisiensi biaya bngunan( rab),, kira2 pke metode apa ya bu ??
    habis bnyak bingungnya..

  22. Sebenarnya komposisi bahan penyusun beton dalam SNI-7394-2008 tersebut tidak dapat digunakan secara pasti untuk menghasilkan bahkan mutu beton biasa sejenis K225 (=19,3 MPa) atau yang lebih tinggi misal K275, K300, K350 dstnya, melainkan harus melalui suatu tes rancang campuran (eksperimen). Dalam praktek, ada banyak faktor yang sangat mungkin menghasilkan variasi kuat tekan. Tetapi ada dua faktor yang sangat fundamental. Faktor pertama adalah variasi kuat tekan beton yang timbul dari karakteristik agregat kasar (splitnya terbuat dari jenis batu atau mineral penyusun apa? Apakah kerikil atau batu lempung atau mika atau kuarsa atau granit atau feldspar, dll). Bobot agregat kurang signifikan pengaruhnya terhadap kuat tekan dibanding komposisi penyusun (karakteristik) agregat. Sebagi contoh agregat kasar (split) dari jenis batu lempung kekuatannya mencapai 250-300% daripada agregat kasar dari bahan kerikil sungai. Faktor yang kedua adalah bagaimana kondisi ikatan antara pasta semen dan agregat yang terbentuk di dalam beton itu sendiri. Faktor yang kedua ini sangat dipengaruhi oleh proses pekerjaan/pembuatan beton (pengadukan, penggetaran, penuangan, lama waktu), distribusi ukuran agregat, ukuran maksimum agregat dan tekstur permukaan agregat (bidang kontak). Jadi penentuan mutu kuat tekan beton khususnya K225 atau yang lebih tinggi tidak sesederhana seperti yang tercantum dalam SNI itu.

    • Terima Kasih Pak Yoppy atas kunjungannya di Blog saya, apa yang anda utarakan memang benar bahwa membuat beton semudah itu, tidak serta merta menelan mentah-mentah dengan komposisi yang disajikan pada SNI-7394-2008 diatas (jika memakai agregat yang spesifikasinya berbeda, misal pasir besi, batu apung, dll). Tetapi kita juga tidak bisa menyalahkan SNI-7394-2008, SNI, Namanya juga Standard Nasional Indonesia. Yang namanya standard itu dipakai jika terdapat kesesuaian, keseragaman dan kesamaan. Jika material beda ya jangan pakai SNI tersebut dong.. Untuk membuat beton normal tata caranya di SNI 03 2834 2000 silahkan baca tulisan saya PERANCANGAN CAMPURAN ADUKAN BETON YANG BAIK (BERDASARKAN SNI 2834 2000), anda sudah punya SNI nya belum? Jika belum silahkan download di Rak Kode 🙂

      Kita tidak bisa mengatakan, SNI tersebut salah, Yang bikin SNI tersebut adalah orang-orang yang ahli di bidangnya dan telah melalui proses yang tidak mudah.

      SNI-7394-2008 adalah SNI tentang harga satuan bahan untuk beton, BUKAN SNI tentang tata cara perancangan untuk pembuatan beton normal. Jadi mohon dicermati dulu ya..

      Untuk membuat beton dengan material berbeda pun harus cermat, pakah termasuk beton normal, beton serat, beton berkekuatan tinggi, beton non pasir atau beton ringan? Tata Caranya pun beda lagi.. Jangan sampai anda akan bikin beton ringan memakai SNI 03 2834 2000 ya.. Sama saja anda akan bikin roti bolu kukus dengan resep arem-arem..

      Demikian, semoga penjelasan saya 🙂

  23. Berdasar suatu laporan penelitian yang komprehensip (Satkar and Aitcin: High Performance Concrete, 1990) dan pengalaman pribadi, ada 2 faktor yang sangat dominan dalam menentukan kekuatan maksimum (ultimit) yang mungkin dicapai suatu campuran beton (mix design) dalam uji kuat-tekan (compressive strength), yaitu:
    1. Karakteristik Agregat Kasar
    2. Karakteristik Pasta Semen

    • Terima Kasih atas kontribusinya Pak Yoppy… Ada banyak hal yang berpengaruh terhadap hasil akhir terhadap produk beton yang dihasilkan pada sebuah mix design.. Jika melihat Titel M. Eng di belakang nama Bapak, saya pikir tentu Bapak sudah mengetahui hal-hal tersebut, benar begitu kan Pak? 🙂 Jika boleh saya tau, apakah Pak Yoppy juga alumni UGM? Jika iya, salam kenal & salam kagama, Pak..

      • Salam kenal Bu Dwi. Maaf krn sangat lambat merespons. Terima kasih atas sambutan dan keterbukaannya. Sy bukan alumni UGM, tapi Unhas, hanya topik penelitian saya saja yang hampir seluruhnya menggunakan rujukan dari luar. Thank you for your kind.

      • Salam kenal kembali Pak Yoppy.. Terima kasih juga atas kunjungan dan sharing pengetahuan di blog saya.. Semoga bermanfaat bagi kita semua.. Aamiiin…

  24. Pak mau tanya saya memproduksi paving blok k 100, 175, 225, 300, 350, dan 400 (sesuai dgn standar semen gresik dan sni). Yg menjadi pertanyaan saya adalah cara menghitung k paving bagaimana? (Karena paving kan ud di bentuk bentuk serta menggunakan adukan semi basah)

    • Terima kasih atas kunjungan nya Pak.. Cara menghitung K paving hampir mirip dengan pengujian kuat tekan pada beton, Pak.. Umumnya, paving akan dipotong dengan bentuk kubus, kemudian ditekan dengan alat tekan sesuai standard pengujian kuat tekan yang telah disyaratkan.. Cara paling mudah dan tepat yaaa bawa saja paving anda ke balai pengujian yang ada di DPU kota anda, Pak.. Jangan hanya bawa 1 buah paving ya, Pak.. Min 3 buah paving untuk mewakili 1 karakteristik..

      Demikian, Pak..

  25. bu mau nanya,, saya mau mengkonversi 91,962 m3 dinding batabata merah ke satuan m2..
    (91,962 m3 = brapa m2 ?)
    tlong di bantu bu..

    • Terima kasih atas kunjungannya di Blog saya… Mungkin anda sedang pusing ya? 🙂 Jawaban dari pertanyaan anda di atas sebenarnya sangat simpel, yaitu tinggal dibagi saja dengan ketebalan dindingnya 🙂 Mudah kan? Mungkin anda sedang nge-blank ya… Hehehe

  26. assalamu’alaikum, jumpa lagi bu Dwi 🙂
    saya baru mendapatkan jawaban sekarang dari prtanyaan sy dlu, yaitu mengapa prhitungan cor dgn spek yg sama, lebih mahal dengan cara on-site mix dibandingkan dgn readymix?. Ternyata ada dua pilihan kualitas & harga dari readymix concrete yaitu jenis FA (Fry Ash) dgn NFA (Non-Fry Ash), dimana yg saya pahami dari sales readymix bahwa jenis FA menggunakan campuran Fry Ash tsb sebesar +/- 10% (kalo tdk salah ingat) sehingga lebih hemat bahan baku semen dan tentunya lebih ekonomis dibandingkan dgn jenis NFA yg tanpa campuran tsb. dari sisi kekuatan tidak terlalu jauh berbeda (katanya sales tsb) tapi sudah mncukupi & ekonomis utk kebutuhan rumah tinggal. Sedangkan jenis NFA diperuntukan (biasanya, katanya sales lagi) utk proyek dgn skala yg lebih besar. Selisih harga kedua jenis ini (setelah PPN) adalah sekitar Rp.50 ribu/kubik. sehingga harga yg ditawarkan utk konsumen dgn peruntukan rumah tinggal biasanya adalh jenis FA ini, yg mana lebih ekonomis dibanding dgn on-site mix yg setara komposisinya dgn readymix jenis NFA. semoga analisa sy ini tidak salah & bermanfaat buat saudara2 kita yg lain.
    Terima kasih bu. Wassalam.

    • Menarik sekali, infonya Pak Prash… Memang Fly ash dapat menjadi bahan subtitusi dalam pembuatan beton tetapi komposisi & jumlahnya juga tidak asal campur.. Dalam beton khusus, juga ada namanya beton fly ash, yaitu memanfaatkan fly ash sebagai bahan pembuatan beton.. Terima kasih atas sharing infonya, Pak..

  27. Terimakasih sekali untuk ulasannya yang sangat membantu bu….

    saya ingin menanyakan kalau untuk perbandingan K 271 per M3 nya perbandingan PC:PB:KR yang dibutuhkan berapa banyak, misal untuk luas lantai kerja 20 M3

    • Mbak Sylvia, terima kasih atas kunjungan di Blog saya…K 271, tidak lazim ya beton dengan karakteristik seperti itu.. Silahkan anda coba ikuti tahapan pada SNI 03-2834-2000 (dapat anda baca tulisan saya dengan judul Perancangan Campuran Adukan Beton yang Baik Bedasarkan SNI 03-2834-2000)

  28. Ass.. selamat malam bu? salam kenal… saya mau tanya untuk pembuatan 1 cakar ayam dengan ukuran 80 x 20 cm baiknya takan PC,PB,KR dan air berapa?

    • Terima kasih atas kunjungannya di blog sy Mas, Ferry Dananng… Hitung volume cakar ayam anda, kemudian kalikan dengan hasil mix design seperti yang sy contohkan di atas (sebelumnya)

  29. salam kenal, sangat tertarik dengan penjelasan2 diatas….apakah penggunaan zat aditif mempengaruhi kekuatan beton????untuk 1m3 beton K250 takaran admixture berapa????

  30. Salam Kenal Ibu Dwi,,,
    Perkenalkan Nama Saya Iwan Dari Bandung
    Bahasan yang sangat menarik sekali ibu terima kasih sebelumnya telah mau bergbagi Ilmu
    semoga ilmu yg ibu berikan akan menambah ke ilmuan ibu,,,aminnn
    eu heumm,,,,sekalian mau naya hehehee
    Ibu saya seorang pengawas kebetulan basic saya hanya STM bagunan
    namun dari beberapa pekerjaan saya sering kebingungan dalam hal menempatkan kegunaan mutu beton itu sendiri agar pekerjaan maksimal dan tidak boros terhadap material,,
    mohon penjelasannya ibu mengenai penempatan dan kegunaannya mutu beton itu sendiri
    terutama untuk rumah tinggal 2 s/d 3 lantai
    K175
    K225
    dan apakah bisa saya bedakan antara mutu beton untuk plat lantai dan mutu beton untuk balok
    misalkan untuk balok saya pakai mutu K225 sedangkan untuk plat lantainya memakai mutu beton K175
    mohon penjelasannya ibu untuk kegunaan mutu beton itu sendiri
    untuk pondasi setempat memakai mutu beton berapa,,?
    untuk sloof memakai ,mutu beton berapa,,?
    untuk kolom struktur memakai mutu beton berapa,,?
    untuk balok struktur memakai mutu beton berapa,,?
    untuk plat dak atap memakai mutu beton berapa,,,?
    untuk kolom praktis memakai mutu beton berapa,,?

    terima kasihh

    • Mutu beton, sering diistilahkan dengan kekuatan K (karakteristik). Semakin tinggi kode dibelakang simbol K, maka semakin tinggi kuat tekan dan sifat-sifat beton. Untuk rumah atau bangunan berlantai lebih dari 2 tingkat, saya sarankan gunakan mutu beton minimal K200. Gunakan juga sambungan detail penulangan yang sesuai starndart ya…. Untuk beton penggunaan sebagai pondasi, gunakan beton kedap air. Semakin tinggi mutu beton dengan kompisisi yang baik maka beton lebih kedap terhadap air. Hal ini dimaksudkan, untuk mencegah rembesan air ke dalam beton yang akan merusak baja tulangan (korosi), sehingga mengakibatkan menurunnya kekuatan beton bertulang.
      Saya tidak bisa menetapkan mutu berapa untuk struktur apa seperti yang anda tanyakan, karena hal tersebut bergantung oleh perhitungan struktur bangunan. Masing-masing bangunan funsi dan kekuatannya tidak bisa disamakan.

  31. Terima kasih atas kunjungannya di Blog saya, Pak akhmad.. Perhitungan di atas, merupakan perhitungan yang paling simpel (perhitungan praktis).. Klo perhitungan yang panjang ada pada artikel saya yang berjudul Perancangan campuran adukan beton yang baik (berdasarkan SNI 03-2834-2000).. Jika perhitungan diatas (perhitungan praktis), anda tinggal mencontoh saja perhitungannya.. Hanya 1 yang perlu anda siapkan, yaitu volume beton yang akan dibuat.. Selamat menghitung 🙂

  32. Salam Kenal Bu Dwi,
    Kebetulan kita sama2 pelaku profesi teknik.
    Saya setuju dgn semangat ,”MARI KITA KAWAL PEMBANGUNAN DENGAN BENAR”
    Namun saya kurang sependapat dgn uraian ibu utk menentukan Beton K175 SNI yang akan dikonversikan menjadi Komposisi Bagian Beton.

    Uraian anda (Copy Paste dari tulisan anda yg diatas) :
    Perbandingan berat yang tercantum dalam SNI 7394 -2008 :
    PC = 326 Kg
    PB = 760 kg
    KR = 1029 Kg
    Air = 215 Liter
    Faktor air semen = 0,66
    Perbandingan Volume :
    PC = (326/1250)/(326/1250) —–> 1
    PB = (760/1400)/(326/1250) —–> 2,08 dibulatkan menjadi 2
    KR = (1029/1350)/(326/1250) ——> 2,92 dibulatkan menjadi 3
    Air = (215/1000)/(326/1250) ———> 0,82

    Wahh… koq semua komponen harus diikutkan dgn konstanta bobot satuan semen (1250) ?
    Dan anda mengatakan “Perbandingan Volume” —> 1:2:3:0,82

    Ibu Yang Terhormat, kalau maksud anda itu Volume adalah salah BESAR.

    Perlu dipahami :
    Yg dimaksud dgn nilai Beton 1:2:3 adalah —–.>Beton dgn komposisi 1Bagian Semen : 2 Bagian Pasir : 3 Bagian Kerikil.

    Perbandingan tersebut bukanlah Perbandingan VOLUME tapi Perbandingan BAGIAN SATUAN.

    Ingat Ibu, Volume pada 1m3 Beton K175 (SNI) sudah tertera adalah:
    PC = 326 Kg atau ——> (326/1250)m3
    PB = 760 kg atau ——> (760/1400)m3
    KR = 1029 Kg atau ——> (1029/1350)m3
    Air = 215 Liter atau——> asumsi setara 215 kg atau ——>(215/1000)m3

    Nah, utk komposisi perbandingan 1m3 Beton K175 (SNI) —> Brp sih Bagian Semennya dan terhadap semen itu butuh berapa Bagian Pasir & berapa Bagian Kerikil serta air ?
    Penjelasan saya adalah sbb:
    Volume 1m3 Beton K175 (SNI) :
    PC = 326 Kg
    PB = 760 kg
    KR = 1029 Kg
    Air = 215 Liter, asumsi setara 215 kg
    Jumlah Mass Weight Concrete : 326 kg +760 kg+1029 kg +215kg = 2330 kg

    Jadi Utk 1m3 Beton K175 (SNI) :
    PC = 326/2330 ——> 0,140 Bagian
    PB = 760/2330 ——> 0,326 Bagian
    KR = 1029/2330 ——> 0,442 Bagian
    Air = 215/2330 ——> 0,092 Bagian
    Jumlah Mass Weight Concrete : 0,140+0,326+0,442+0,092 = 1 Bagian (Setara 2330 kg)

    Nah sekarang kalau Semennya 1Bagian, berapa bagian masing2 komponen terhadap Semen?
    PC = 1 Bagian ——-> itu sama dengan —–> 0,140 x (1 /0,140)
    berarti :
    PB = 0,326 x (1 /0,140) ——> 2,328 Bagian
    KR = 0,442 x (1 /0,140) ——> 3,157 Bagian
    Air = 0,092 x (1 /0,140) ——> 0,657 Bagian
    Utk 1m3 Beton K175 (SNI) adalah
    Setara dgn Beton Komposisi —> 1 : 2,328 : 3,157 : 0,657
    Masih dalam Range BETON 1:2:3

    Utk Perhitungan Praktis bisa juga langsung sbb :
    PC = 326 Kg atau ——> (326/326) ——> 1 Bagian
    PB = 760 kg atau ——> (760/326) ——> 2,33 Bagian
    KR = 1029 Kg atau ——> (1029/326) ——> 3,16 Bagian
    Air = 215 Liter atau——> (215/326) ——> 0,66 Bagian

    Cross Chek —> Beton Site Mix Beton 1 : 2,33 : 3,16 : 0,66. Berat Massa Beton 2330 kg/m3
    Volume untuk masing-masing komponen adalah :
    PC = 1 Bagian
    PB = 2,33 Bagian
    KR = 3,16 Bagian
    Air = 0,66 Bagian
    Jmlh Total Komposisi = 7,15 Bagian
    Maka Kebutuhan masing-masing material adalah :
    PC = (1 /7,15) x 2330 = 325,87 kg
    PB = (2,33 /7,15) x 2330 = 759,28 kg
    KR = (3,16 /7,15) x 2330 = 1029,76 kg
    Air = (0,66 /7,15) x 2330 = 215,07 kg

    Demikian uraian saya menanggapi persepsi tulisan artikel ibu Dwi diatas.
    Salam Membangun…. dan Terus Maju Dunia Teknik Indonesia
    Imam Maulana

    • Terima kasih, Pak Imam Maulana atas kunjungannya di blog saya…

      Terima kasih atas kritik dan sarannya, sy terima… Tidak mengapa, berati anda peduli dengan tulisan saya dan kemajuan dunia konstruksi….

      Sy sudah baca dan mengkaji tulisan dan perhitungan anda…..

      Sy langsung aja pada kesimpulannya, Perhitungan yang saya gunakan adalah perbandingan volume, sedangkan perhitungan yang anda gunakan adalah perbandingan berat… Contoh pada perhitungan anda : Utk Perhitungan Praktis bisa juga langsung sbb :
      PC = 326 Kg atau ——> (326/326) ——> 1 Bagian
      PB = 760 kg atau ——> (760/326) ——> 2,33 Bagian
      KR = 1029 Kg atau ——> (1029/326) ——> 3,16 Bagian
      Air = 215 Liter atau——> (215/326) ——> 0,66 Bagian

      Terlihat, semua dibagi dengan berat semen, sekali lagi disini perhitungan anda perbandingan berat. Berat memiliki satuan Kg,Liter…..

      Sedangkan saya, perbandingan volume, semua dibagi dengan volume semen dalam 1 m3 yaitu Berat semen per Berat satuan semen, Itulah volume…..

      Untuk Perbandingan berat, Hitungan anda sudah benar, saya setuju, yaitu 1 PC : 2,33 PB : 3,16 KRL : 215 Liter Air…. Faktor air semen 0,66

      Pernyataan anda yang ini, saya tidak setuju…

      Ingat Ibu, Volume pada 1m3 Beton K175 (SNI) sudah tertera adalah:
      PC = 326 Kg atau ——> (326/1250)m3
      PB = 760 kg atau ——> (760/1400)m3
      KR = 1029 Kg atau ——> (1029/1350)m3
      Air = 215 Liter atau——> asumsi setara 215 kg atau ——>(215/1000)m3
      326 Kg, 760 Kg, 1029 Kg, 215 Liter
      yang tercantum dalam SNI tersebut BUKANLAH VOLUME MELAINKAN BERAT….

      Jika anda mengatakan Perbandingan tersebut bukanlah Perbandingan VOLUME tapi Perbandingan BAGIAN SATUAN, maka maaf, anda perlu belajar lagi apa itu perbandingan berat dan apa itu perbandingan volume….

      Mengapa saya memberi contoh perbandingan volume? Karena dalam praktek dilapangan kita tidak perlu menimbang atau menyediakan timbangan untuk menentukan perbandingan kebutuhan bahan…. Tentu repot dong…

      Sedangkan istilah BAGIAN SATUAN, yang anda sinkronkan dengan istilah volume yang saya pakai, Itu ya berarti VOLUME….. Berapa Volume, berapa takar, berapa ember, berapa bagian, berapa kotak, berapa zak, berapa karung….. ITU VOLUME, menunjukkan wadah, tempat yang kategorinya volume, bukan berat…..

      Jika anda masih galau atas penjelasan saya…. Karena ilmu yang saya dapatkan ini saya peroleh di Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, silahkan jika ada waktu dan kesempatan berkunjunglah di perpustakaan Fakultas Teknik dan Lingkungan atau di Perpustakaan Lab Struktur ( MSTB) di sana ada banyak Tugas Akhir dan Tesis tentang Perhitungan Bahan untuk Beton…… Atau jika beruntung anda dapat bertemu dan berdiskusi dengan Pembimbing saya, Prof. Iman Satyarno…. Barangkali ini malah menjadi pijakan awal anda untuk lebih tertarik mempelajari beton….

      Demikian, semoga bermanfaat…

    • Terima kasih Pak Fuad atas kunjungannya di Blog saya…
      Berdasarkan Perhitungan volume, jika berat kericak dan pasir yang anda gunakan memiliki berat satuan yang sama dengan contoh perhitungan di atas maka perbandingannya adalah 1 PC : 1, 47 PB : 2, 28 KR :0,65 Air atau untuk memudahkan dpt dibulatkan menjadi 1 : 1,5 : 2,25

      Demikian, semoga bermanfaat…

  33. Untuk campuran air yang digunakan, kalau di lapangan tidak ada air dengan standar kualitas spt pada SNI u/ mix design, bisakah digunakan air seadanya? Apakah pengaruhnya pada kualitas kuat tekannya besar?Trims atas penjelasannya.

    • Air tidak boleh asin atau mengandung kadar garam, tidak boleh mengandung lumpur, tidak boleh tercampur unsur organik (serpihan daun/ranting/kotoran kering dll) kurang lebih seperti itulah..

    • Kualitas air jika kadar lumpur terlalu lebih baik diendapkan lebih dahulu baru kemudian digunakan.. Kualitas air seadanya, jika air yang anda maksud adalah air laut, lebih baik jangan digunakan, karena akan mengakibatkan korosi dan mengakibatkan kekuatan beton berkurang sering bertambahnya umur beton.
      Demikian semoga bermanfaat..

  34. ikut nimbrung aja, sebagai orang awam.
    menurut saya masalah utamanya ketika menentukan komposisi pembuatan beton adalah tidaknya adanya standard yang mengatur toleransi seberapa besar pembulatan yang diizinkan…tidak adanya standar dalam penentuan tersebut bisa menyebabakan mutu kekuatan setiap beton akan memiliki komposisi yang sama….seperti keluhan si penulis dalam artikel…”Terlebih lagi jika ada yang beranggapan beton K 175, K 200, K 225 ataupu K 250 adalah 1 PC : 2 PB : 3 KR, Hal ini adalah SALAH BESAR!!!”.,
    Hal lain dalam pembulatan PB, perbandingan volume pada mutu K225 didapat 1,68 dibulat menjadi 1,5. Bagi saya itu adalah pembulatan yang mengerikan, Sependapat dengan penulis mengambil 0,5 menjadi 2 terlalu besar dan akan mempengaruhi sifat beton dihasilkan dan ini juga berlaku untuk pembulatan 1,5 pastinya. Tapi mengapa enggan membulatkan ke 1,7 yang mempunyai pembulatan lebih kecil dari kedua pembulatan yang telah disebutkan sebelumnya?
    Sebagai orang awam lagi apakah pembulatan seperti itu lazim /biasa, kalau jawaban adalah biasa jadi pernyataan ini menjadi”Terlebih lagi jika ada yang beranggapan beton K 175, K 200, K 225 ataupu K 250 adalah 1 PC : 2 PB : 3 KR, Hal ini adalah TIDAK SALAH BESAR!!!”.^^

    • Silahkan saja anda dengan pemikiran anda.. Salah atau benar menurut pemikiran anda, itu hak anda untuk menilainya.. Saya hanya menulis sesuai pengetahuan yang ada.. Terima kasih atas kunjungan anda..

      • salam kenal Bu Dwi… Bu saya baru melakukan ngecor plate deck untuk rmh 2 lantai. Karena awam saya serahkan semua sama tukang utk pngaturan komposisinya pc:pb:kr. lha mslhnya seingat saya tukang saya bikin komposisinya kok 1:2:2 ya bu untuk pc:pb:kr.
        pertanyaan saya, gimana kalo sdh salah gitu bu campurannya? trus kekuatan konstruksinya gmn ya bu kalo kr -nya kurang (tidak sesuai)?.
        demikian trm ksh banyak.

      • Terima kasih atas kunjungannya di blog sy, untuk rumah 2 lantai, campuran 1:2:2 toleransinya msh aman kok..perhatikan penggunaan air, jgn terlalu encer adukannya, jarak pembesian dan ukuran besi juga harus diperhatikan, Pak..
        demikian, salam kenal kembali…

      • Pak Yudha, terima kasih atas kunjungannya di blog saya.. Untuk bangunan rumah 2 lantai, proporsi itu masih dalam batas toleransi aman.. Untuk kekuatan konstruksi, harap diperhatikan juga detail sambungan penulangan dan ukuran besinya..
        Demikian, semoga bermanfaat..

  35. Salam kenal bu, saya seorang arsitek dan Saya lagi mengerjakan bangunan 3 lantai. setelah beton kolom di tes diperoleh k200, yang saya tanyakan sejauh mana penambahan kuat tekan beton pada kolom setelah di pasang sengkang 8mm dengan jarak kombinasi 10 cm dan 15 cm. Gemana cara ngitungnya.
    Trimakasi sebelumnya bu.

  36. salam kenal bu dwi,
    bu saya mau menyakan untuk contoh sampel perbandingan campuran beton diatas, itu takarannya menggunkan apa ya bu?

  37. Salam kenal bu, brapa persen penambahan kuat tekan beton pada kolom setelah terpasang sengkang bu? Saya pakai besi 8mm dengan jarak 10cm dan 15cm.
    Trimakasi sebelumnya bu.

    • Terima kasih atas kunjungannya di Blog saya.. Pengujian Kuat Tekan Beton diatur di SNI 03-1974-1990, tetapi biasanya pengujian tersebut beton saja, bukan beton bertulang. Penambahan besi pada beton tidak membuat kuat tekan beton bertambah, melainkan menaikkan mutu beton dalam hal ini beton kan kuat terhadap tekan tetapi lemah terhadap tarik. Nah, dengan menggunakan tulangan, maka beton tersebut akan kuat menetima gaya tekan dan kuat menerima gaya tarik. Besi atau baja tulangan mempunyai mutu bermacam-macam yang membedakan dalah tegangan lelehnya, kekuatan baja tersebut menerima gaya tarik hingga mencapai leleh hingga putus. Demikian, semoga jawaban saya dapat dipahami.

      • Makasi bu untuk jawabanya, artinya kuat tekan kolom beton yang terkekang begel atau yang tidak terkekang begel akan sama ya bu?

      • Terima kasih atas kunjungannya kembali ke blog saya, Pak Yande.. Kekuatan kolom beton bertulang (dengan penambahan tulangan pokok dan begel) jika dibandingkan dengan kolom beton tanpa tulangan tentu jauh berbeda. Kombinasi beton mempunyai keunggulan tahan terhadap tekan dan baja tulangan kuat terhadap tarik akan menjadikan beton bertulang suatu struktur yang saling melengkapi.
        Demikian, semoga bermanfaat, Pak..

  38. Ilmu yang sangat bermanfaat…. terima kasih atas pencerahan nya, meski sampai pedih mataku bacanya bu……., terima kasih atas pencerahan dan menambah pengetahuan saya…..

  39. Pingback: MENGAPA BETON ITU PERLU DIUJI? | dwi kusuma

Leave a reply to karjono Cancel reply